Selasa, 16 Februari 2016

Bunda, Lindungi Anak Kita dari Virus Pengingkar Fitrah

Bunda, Lindungi Ananda dari Virus LGBT

Sejak beberapa bulan terakhir ramai sekali diperbincangkan tentang LGBT. Virus yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu ini menyeruak di tengah masyarakat, mulai dari serangannya ke kampus-kampus hingga parahnya mulai menyerang anak-anak belia. Ini terlihat dari ditemukannya akun twitter nak-anak pengidap LGBT.

Bunda, pernahkah Njenengan mendengar atau menemukan ayam jantan kawin dengan ayam jantan? Atau kucing betina kawin dengan kucing betina juga? Dalam sepertiga abad usia saya, belum pernah saya mendengar berita itu. Saking mustahilnya sampai-sampai ada istilah "masak jeruk minum jeruk?"

Namun ini, di tengah-tengah manusia yang Alloh ciptakan begitu sempurna dengan karunia akal pikiran, serta diberi kedudukan mulia dari binatang kok malah ada yang demikian. Laki-laki kawin dengan laki-laki, perempuan kawin dengan perempuan... Itulah yang dinamakan homoseksual, Lesbian dan Gay. Saya tidak menggunakan istilah menikah, karena menikah itu sesuatu yang terhormat.

Padahal Alloh menganugerahkan rasa suka, rasa cinta, naluri berkasihsayang itu agar manusia bisa berketurunan dan tidak punah.

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhanmu yang tekah menjadikan kamu darinseorang diri, dan menjadikan istrimu dari padanya. Dan dari keduanya Alloh memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kamu kepada Alloh yang kamu saling meminta dengan namanya, dan takutlah akan memutuskan tali silaturahmi. Sesungguhnya Alloh mengawasi kamu." (QS. AnNisa :1)

Nah, kalau laki-laki kawin dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, bisa nggak punya anak? Nggak kan? Kalaupun bisa mengadopsi, tetap saja membutuhkan pertemuan laki-laki dan perempuan.

Sekarang coba Bunda bayangkan, saat ini orang-orang seperti itu sedang menyebarkan idenya ke tengah kita, mengajak kita dan anak-anak kita memaklumi dan menerima mereka, bahkan mengajak kita menjadi seperti mereka. Njenengan ridho?

Ditambah lagi, Bunda ingat nasib kaum Sodom, di masa Nabi Luth? Mereka diazab Alloh dengan azab yang pedih karena menjadi pelaku dan pendukung lesbian dan gay. Tak mau lah mengulang dosa yang sama seperti kaum ini.

Kenapa LGBT bisa marak? Karena keimanan di tengah masyarakat semakin tipis. Ketika manusia tak mau diatur dengan aturannya Alloh yang Menciptakannya, dengan apa mereka mengatur dirinya? Dengan hawa nafsunya, kan? Apa-apa suka-suka gue. Ketika Alloh menciptakan manusia berpasang-pasangan, dia malah memilih menyalurkan syahwatnya dengan sesama jenis.

Di sisin lain, kehidupan ini semakin individualis, istilahnya 'nafsi-nafsi'. Budaya saling peduli dan mengingatkan semakin luntur. Jika kita melihat kemaksiatan maka tidak boleh protes, nanti dibilang "Jangan ikut campur urusan orang.". Akhirnya pelaku kemaksiatan merasa bebas dan jumlahnya makin bertambah. Masyarakat pun menjadi terbiasa dan tidak risih lagi melihat kemaksiatan.

Parahnya, orangtua tak boleh pula mengatur hidup buah hatinya karena ada yang namanya kebebasan bertingkahlaku yang dijamin oleh HAM. Anak bebas melakukan apa saja, termasuk ketika memilih menjadi LGBT.

Sementara pemerintah pun tak punya 'gigi' dalam menindak kemaksiatan. Dalam kasus LGBT, pemerintah kalah dengan kaum pengingkar fitrah ini. Ketika beberapa pejabat negara mengecam dan mengkritik kaum LGBT, mereka malah dituntut oleh kaum ini. Pemerintah tak berdaya karena dipasung sistem sekuler dan liberal yang diadopsinya dalam mengatur negara.

Lalu apa yang harus Bunda perbuat untk melindungi ananda dari bahaya virus ini?

Alloh Sang Maha Pencipta yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya telah memiliki seperangkat aturan untuk menjaga manusia. Dalam pendidikan Islam, laki-laki dan perempuan diperintahkan menutup aurat dengan sempurna, termasuk menjaga batasan aurat pada sesama jenisnya. Jadi, jangan dibiasakan dan dibiarkan ananda mandi bareng-bareng, njeh Bunda... Adapula larangan tidur dalam satu selimut meski dengan sesama jenis.

Rasulullah juga melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya. Sahabat Rasulullah Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ

Rasulullah shalllallahu’alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita, dan wanita yang mengenakan pakaian laki-laki.” [HR. Abu Daud, An-Nasaai dan Ibnu Majah, Shahihut Targib: 2069]

Al-Munawi rahimahullah berkata,

فيه كما قال النووي حرمة تشبه الرجال بالنساء وعكسه لأنه إذا حرم في اللباس ففي الحركات والسكنات والتصنع بالأعضاء والأصوات أولى بالذم والقبح فيحرم على الرجال التشبه بالنساء وعكسه في لباس اختص به المشبه بل يفسق فاعله للوعيد عليه باللعن

“Dalam hadits ini terdapat pelajaran -sebagaimana yang dikatakan oleh An-Nawawi- haramnya laki-laki menyerupai wanita dan sebaliknya, karena apabila penyerupaan dalam pakaian itu diharamkan maka penyerupaan dalam gerakan, diam, gaya tubuh dan suara lebih pantas untuk dicela dan dijelekkan, sehingga diharamkan atas laki-laki menyerupai wanita dan sebaliknya dalam pakaian yang khusus bagi yang diserupai tersebut, bahkan pelakunya dihukumi fasik (pelaku dosa besar) karena adanya ancaman laknat atasnya.” [Faidhul Qodiir, 5/343]

Jangan lupa pula, Bunda. Didiklah anak lelaki dengan kelelakiannya dan anak perempuan dengan keperempuanannya.

Yang terpenting adalah, tanamkan keimanan yang kuat pada AllohTa'ala. Keimanan menuntut kita yakin seyakin-yakinnya bahwa Alloh adalah sebaik-baik Pencipta dan Pengatur. Kita pun akan ridho dengan apapun yang Alloh anugerahkan, ridho ketika Alloh menciptakannya sebagai perempuan ataupun laki-laki, dan kita akan berusaha menjalankan peran itu dengan penuh rasa syukur.

Jangan lupa pula, semua kerusakan ini didukung oleh aturan hidup sekuler dan liberal yang diterapkan oleh negara. Jika ingin ananda hidup aman dari serangan LGBT, ciptakan masyarakat yang kondusif, yaitu dengan diterapkannya aturan Alloh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Oke, Bunda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar