
Perilaku
seks bebas ini dipicu oleh mudahnya akses remaja terhadap materi pornografi dan
pornoaksi, baik itu melalui media cetak serta media elektronik seperti TV, HP
dan internet. Ditambah lagi dengan keberadaan tempat hiburan malam yang
sedemikian bebasnya beroperasi, legalisasi pelacuran dengan adanya lokalisasi dan pelabelan para penjaja seks dengan sebutan Pekerja Seks
Komersial (PSK).
Hal ini diperparah dengan melemahnya kontrol sosial dalam
masyarakat, sehingga mereka tidak peduli dengan aktivitas yang mengarah pada
perzinahan yang terjadi di tengah mereka. Remaja berpacaran, berdua-duaan, dianggap hal yang wajar dan dibiarkan begitu saja.
Jika
kaum remaja sudah sedemikian terjerumus dalam seks bebas, apa yang bisa kita
harapkan dari mereka? Sehingga sudah seharusnya kita libas fenomena ini dengan
tuntas.
Akar
dari permasalahan ini adalah keberadaan sistem hidup yang serba permisif,
mengagungkan kebebasan dan mencampakkan peran agama dalam kehidupan. Sementara
sistem Islam memiliki tatanan hidup yang
khas yang mampu menghentikan dan mencegah terjadinya seks bebas, yaitu tindakan
preventif dan kuratif.
Tindakan preventif dalam Islam adalah dengan pengaturan pakaian dan pergaulan. Islam mewajibkan laki-laki dan perempuan menutup aurat secara sempurna di dalam area publik, ditambah dengan kewajiban menundukkan/menahan pandangan serta menjaga kehormatan. Pengaturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan (larangan ikhtilat/bercampurbaur, dan khalwat/berdua-duaan) juga sangat efektif menegah terjadinya seks bebas. Sementara dari segi kuratif, Islam menetapkan sanksi jilid (cambuk) dan rajam bagi pelaku seks bebas (zina).
Jadi,
jika kita ingin memberantas tuntas seks bebas dan ingin mewujudkan generasi
muda yang tangguh, terapkanlah sistem Islam secara kaffah dalam naungan
Khilafah.
Bener mbak... Saya stuju dengan hal kurangnya pengawasan sosial...
BalasHapusSeharusnya jika ngeliat anak2 sedang berduaan apalagi seumuran anak smp gitu..., gak usah sungkan.. Langsung tegur aja...., biasanya kan dianggap biasa aja ..dengan alasan... "ah... Biasa , anak jaman sekarang.... " dll..
iya, mbak. masyarakat sekarang sudah individualis. kadang kalo qt mau negur juga jadi mikir, karena seringkali galakan yang ditegur daripada qt, belum lagi semua orang jadi pada ngeliatin dan ngomongin qt. humfh...
Hapus