Barisan Emak Militan (BEM) sudah berhasil menggeser popularitas BEM yang seharusnya (Baca : Badan Eksekutif Mahasiswa). Kekritisan emak-emak pada kebijakan yang tidak bijak dari pemerintah seakan sedang mencapai puncaknya, ditandai dengan ditahannya beberapa emak oleh pihak berwajib.
Sungguh, keberadaan sosial media telah membuka wajah asli kaum emak. Bukankah selama ini kaum tersebut diremehkan? Dianggap hanya paham urusan 'wingking', cengeng dan lemah.
Padahal jika kita rajin membuka sejarah, akan banyak kita temukan kiprah militansi kaum emak. Contohlah betapa heroiknya pengorbanan Asma' binti Abu Bakar yang harus menghadapi kafir Quraisy kala ayahandanya berhijrah bersama Rasulullah. Bahkan Ia rela mendaki bukit terjal dalam kondisi hamil tua untuk mengantarkan makanan bagi kedua lelaki hebat itu. Ada pula Nusaibah binti Ka'ab yang dengan berani terjun ke medan jihad.
Perjuangan melawan para penjajah di nusantara juga disemarakkan oleh kegigihan para emak. Sebut saja Laksamana Malahayati, laksamana perempuan Islam pertama di dunia yang mampu mengusir armada Belanda di bawah pimpinan De Houtman bersaudara. Kita bisa tau, ternyata banyak lagi emak militan lain yang keren banget dari buku "Perempuan pejuang" karyanya Emak @Widi Astuti (yg covernya kyk di foto di bawah ini) 😊.
Berderet nama muslimah terukir dengan tinta emas sejarah. Ini membuktikan, militansi kaum emak bukanlah hal baru di dunia ini. Bahkan, panggilan iman memang mengharuskan mereka turut mengambil peran beramar ma'ruf nahi munkar dalam kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya. bila dia tidak mampu, maka (hendaklah mengubah) dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka (hendaklah mengubah) dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman."
Maju terus, Emak Militan! Jadikan iman sebagai alasanmu berjuang untuk mengukir peradaban emas, peradaban hakiki. Tetaplah berjuang di jalan yang lurus, yaitu jalan yang Allah ridhoi... (yaitu) Islam, bukan yang lain.
Sungguh, keberadaan sosial media telah membuka wajah asli kaum emak. Bukankah selama ini kaum tersebut diremehkan? Dianggap hanya paham urusan 'wingking', cengeng dan lemah.
Padahal jika kita rajin membuka sejarah, akan banyak kita temukan kiprah militansi kaum emak. Contohlah betapa heroiknya pengorbanan Asma' binti Abu Bakar yang harus menghadapi kafir Quraisy kala ayahandanya berhijrah bersama Rasulullah. Bahkan Ia rela mendaki bukit terjal dalam kondisi hamil tua untuk mengantarkan makanan bagi kedua lelaki hebat itu. Ada pula Nusaibah binti Ka'ab yang dengan berani terjun ke medan jihad.
Perjuangan melawan para penjajah di nusantara juga disemarakkan oleh kegigihan para emak. Sebut saja Laksamana Malahayati, laksamana perempuan Islam pertama di dunia yang mampu mengusir armada Belanda di bawah pimpinan De Houtman bersaudara. Kita bisa tau, ternyata banyak lagi emak militan lain yang keren banget dari buku "Perempuan pejuang" karyanya Emak @Widi Astuti (yg covernya kyk di foto di bawah ini) 😊.
Berderet nama muslimah terukir dengan tinta emas sejarah. Ini membuktikan, militansi kaum emak bukanlah hal baru di dunia ini. Bahkan, panggilan iman memang mengharuskan mereka turut mengambil peran beramar ma'ruf nahi munkar dalam kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya. bila dia tidak mampu, maka (hendaklah mengubah) dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka (hendaklah mengubah) dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman."
Maju terus, Emak Militan! Jadikan iman sebagai alasanmu berjuang untuk mengukir peradaban emas, peradaban hakiki. Tetaplah berjuang di jalan yang lurus, yaitu jalan yang Allah ridhoi... (yaitu) Islam, bukan yang lain.