Minggu, 31 Januari 2016

Kala Ummi Rempong Ngomongin Virus LGBT

Astaghfirullah al adzim.... Saya bergidik membaca rangkaian kalimat berita yang terpampang di TL Fesbuk pagi itu. Bagaimana tidak, apa yang terjadi sudah sungguh keterlaluan.... LGBT mulai menyasar anak-anak! (http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/25/o1hhio383-ini-tanggapan-kpai-soal-maraknya-propaganda-lgbt-anak-di-sosial-media). Jijik sebenarnya, tapi kalau tidak mencantumkan link beritanya nanti dikira hoax :3

Bayangkan saja, anak-anak yang masih polos dan lugu itu dirusak fitrahnya. Lewat akun twitter porno itu mereka dicekoki dengan virus penentang fitrah dengan dijejali gambar-gambar mesum propaganda homoseksual dan lesbian. Apa jadinya masa depan generasi kita jika hal ini didiamkan? -_-

Sebagai seorang ibu, saya nggak rela...nggak rela...nggak rela membiarkan kerusakan ini merajalela di depan mata. Tapi kita bisa apa?

The Power of Mom

Ciaaatttt.... pernahkah anda menyaksikan film dokumenter seputar kehidupan satwa? Coba deh sesekali menjelajah ke youtube, cari rekaman On The Spot tentang ibu binatang gitu deh... Saya nggak hafal judulnya hehehe.  Dalam satu adegan diperlihatkan bagaimana hebatnya perjuangan ibu kelinci menyelamatkan nyawa sang anak dari ancaman ular kobra.

Lha, hewan saja.... dengan naluri keibuannya bisa melakukan apa saja yang nggak masuk di akal untuk menyelamatkan buah hatinya. Masa' kita, manusia yang dianugerahi akal pikiran, nggak bisa berbuat sesuatu untuk melindungi buah hati kita?

Harus Cerdas

Ibu pernah nyabutin rumput di halaman? Kalo nyabutin rumput, sampai ke akarnya nggak? Iyalah....harusnya kan begitu ya, kalo hanya dipetikin daunnya sementara akarnya masih baik-baik saja bisa dipastikan bakal numbuh terus...terus...dan terus, bikin kita capek dan gregetan.

Artinya, kita harus cerdas dalam menghadapi masalah. Jangan hanya berdasarkan emosi semata. Kita harus memahami betul permasalahannya, karena ada yang merupakan permasalahan cabang namun juga ada masalah pokok yang menjadi akar permasalahan. Keduanya harus diselesaikan.

Merebaknya kaum pengingkar fitrah ini adalah karena adanya faham kebebasan alias liberalisme di tengah kita. Faham inilah yang mendorong manusia berbuat semau gue tanpa boleh ada yang membatasi, termasuk dalam melampiaskan nafsu syahwatnya. Akhirnya ada yang berzina dengan sesama jenis, bahkan adapula yang melampiaskannya pada hewan dan mayat! Dah sarap benerrr... :3

Ketika banyak penentangan di masyarakat, kaum LGBT berlindung atas nama HAM. Tak hanya itu, mereka pun berkilah bahwa ini adalah takdir -_-
Padahal hingga detik ini tak ada satupun ilmuwan yang benar-benar bisa membuktikan bahwa perilaku homoseksual itu adalah pengaruh faktor genetik. Lha... sampai kapanpun nggak akan bisa membuktikannya karena Alloh sendiri menyatakan hanya menciptakan dua jenis manusia : laki-laki dan perempuan!

Penyebaran racun menyimpang ini semakin menjadi-jadi karena madyarakat kita nggak punya tameng penangkalnya. Peran yang seharusnya diambil oleh negara itu diabaikan begitu saja karena takut pada label HAM yang didengungkan itu tadi. Heran bin aneh, kenapa negara harus takut melanggar HAM? Kenapa takut pada LSM-LSM sekuler yang menyuarakan pembelaan pada LGBT? Karena negara kita tidak mandiri, saudara-saudara -_-. Takut nggak dikasih hutang, takut dimusuhi, takut diembargo, takut investor padha lari...

(Bersambung atuh lah....)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar