Minggu, 27 Desember 2015

KIN.... Di Ujung Rindu


 Untuk ketiga kalinya saya tak bisa menghadiri Kongres Ibu Nusantara (KIN). Jika yang pertama karena terbatasnya jumlah peserta, maka yang kedua disebabkan ketiga putri saya sakit campak. Dan kali ini, bertepatan dengan proses kepindahan ke Salatiga.

Sedih, tentu saja saya sedih. Membayangkan betapa indahnya berkumpul bersama ribuan ibu dan perempuan yang peduli pada masa depan generasi. Bukan sekedar berkumpul, namun juga membahas permasalahan kaum ibu dan anak, menyamakan persepsi akan akar permasalahan itu dan bersama memperjuangkan solusi hakikinya.

Permasalahan eksploitasi, kekerasan dan kemiskinan masih betah menggelayuti kaum ibu dan anak Indonesia. Pemerintah -dengan cara berpikir ala kapitalismenya- menganggap ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan sebagai penyebabnya. Padahal sesungguhnya sistem kapitalisme yang masih dipegang teguh negaralah biangnya.

Kapitalisme telah merenggut kehormatan perempuan dan mencampakkannya ke jurang kenistaan. Demi kebahagiaan materi, perempuan ditelanjangi. Demi emansipasi, perempuan dipaksa keluar rumah dan meninggalkan peran vitalnya sebagai ibu, arsitek generasi masa depan.

Sebagai satu-satunya sistem hidup yang bersumber dari Yang Maha Mengetahui, Islam memposisikan perempuan dan anak pada tempat yang sesuai fitrahnya. Sistem ini mempunyai bentuk pemerintahan yang khas, yaitu Khilafah. Negara khilafah lah yang kelak menjadi perisai bagi perempuan (kaum ibu) dan anak, melindungi kehormatan dan mewujudkan kesejahteraan hidup bagi mereka.

Khilafah juga yang kelak memastikan keberadaan media yang mencerahkan masyarakat dan kondusif bagi perkembangan anak.  Bukan malah merusak sebagaimana umumnya media saat ini.

Siapa yang tak rindu dengan sistem itu? Sebagaimana hati saya yang rindu serindu-rindunya... Yuk, berjuang bersama, tak hanya karena rindu, namun lebih jauh lagi karena inilah tuntutan keimana kita kepada Alloh Robbul 'izzati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar