"Berbagi" Suami

Jangan berpikir yg 'itu' dulu, karena ini memang bukan tentang 'itu' :)

Ceritanya sejak bbrp bulan yg lalu, saya disadarkan oleh satu fakta bahwa suami saya bukan 'milik' saya dan anak-anak saja.

sejak beberapa bulan lalu, Alloh mengingatkan saya bahwa ada seorang perempuan yang lebih berhak atas suami saya. Sementara belasan tahun lamanya sejak pernikahan saya, ia bertemu -paling banyak- hanya 3 kali dalam setahun.

Ia adalah perempuan yang lebih besar jasanya dalam hidup suami saya. Ya... ialah ibunya, yang saat ini tengah dalam masa penyembuhan dari kanker payudara.

Sejak beberapa bulan yg lalu, suami bolak-balik pulang untuk menemani beliau terapi, sementara bapak mertua yang juga telah menua dan raganya tak sekuat dulu lagi. Jadilah momen kesendirian saya di rumah beserta ketiga krucil plus debay semakin sering, di luar jadwal dinas luar dari kantor suami.

Sebagai anak, terlebih anak lelaki satu-satunya, suami punya tanggung jawab yang lebih kepada ibunya. Dan saya menyadari itu. Sebagaimana saya mendukung keputusannya untuk pindah, mendekati kediaman bapak-ibunya.

Saya sedang belajar tidak egois dan belajar untuk menjadi istri sholihah yang mensupport suami agar menjadi anak berbakti. Semoga dengan begitu saya pun kecipratan pahala dari Alloh. Saya sedang belajar mendewasakan diri dan bergantung pada Alloh semata.

Satu harap tersimpan, hubungan saya dengan ibu akan tetap baik... bahkan lebih hangat seiring semakin dekatnya raga

kami.
Entah bagaimana alur kehidupan kami nanti, semoga Alloh meridhoi saya.