Rabu, 19 Februari 2014

Pojok GAOEL (teenagers ONLY) #1



CATATAN KEMATIAN
(by : akai ito)

Suatu hari abis ngenet berdua, nonton beberapa episode Death Note…
Iwa         : Teh, kan kalo shinigaminya Raito, Ryuuk ya, kalo Misa siapa nama shinigaminya?
Ito          : Siapa ya? Nggg… Miyuuk kali Wa. Pas masih idup nama aslinya Miyuki gitu. Hehehe.
Iwa         : Hehehehe… Bukan deh teh tapi kayaknya.
Ito          : (Sambil masih ketawa) Au’ ah Wa, lupa. Eh, ni yah, kalo nama shinigaminya Gufi siapa hayo?
Kita        : AHYUK!
#buat yang belom ngeh, coba sering-sering baca Album Donal Bebek deh.
++++++++++

Shinigami (God of Death) atau Dewa Kematian, istilah yang mulai akrab di perpustakaan pikiran seiring marak disebut dalam komik-komik Jepun (manga). Salah satu personil jajaran para Dewa dalam kepercayaan masyarakat Jepang. Kalo as muslim sih gak berlaku. Cukup kita tahu bahwa JALDIHAN, Ajal di Tangan Tuhan. Yang kita gak pernah tau, walaupun pengen banget tau itu KAJALDAT, Kapan Ajal Datang. Halah. Sedangkan yang udah kita tau banget itu petugas pencabut nyawa, so pasti Malaikat Izrail.

Kebetulan gue sempet baca manga Death Note vol.3, dimana Raito Yagami diawasi oleh kepolisian Jepang atas instruksi L. Berita itupun sampai ke dunia para shinigami. Seorang shinigami di akhirat (kalau nggak bisa dikatakan sebagai neraka atau yaa kamu bisa share-lah itu sebenernya di mana. Yang jelas  bukan di dunia) menghampiri teman-temannya sesama shinigami yang lagi ngumpul maen kartu, nanyain yang lagi terjadi di dunia manusia. Beuh, ada gitu di neraka masih bisa maen kartu??? Juga misal pas di klip endingnya anime Rurouni Kenshin (Samurai X) yang lagunya Bonnie Pink, “It’s Gonna Rain”, di situ digambarin tokoh jahatnya yang bernama Shishio Makoto masih bisa tersenyum di neraka dengan background tumpukan tengkorak sambil dipayungi oleh Ayumi, kekasihnya.

Atau seperti dalam novel KOYASAN yang menceritakan seorang anak perempuan bernama Koyasan yang sangat penakut. Tapi karena suatu peristiwa, ia malah akhirnya menjadi teman bagi para hantu. Pengarang novel tersebut menggambarkan bahwa kematian hanya sebuah jalan untuk pindah ke dunia abadi yang lebih menyenangkan. Gak ada perbedaan yang berarti dengan semasa hidup (kecuali jam main ya!).

Ya, itulah beberapa hal yang bisa dijajakan oleh para pemuja kebebasan, bahkan dalam karya-karya yang dihasilkan. Ini condong kepada pemikiran sekuler, di mana agama dipisahkan dari kehidupan. Bahwa kaum sekuler mempercayai Tuhan, iya. Tapi itu gak berarti kalo mereka sudi make aturan Tuhan dalam berkehidupan. Dan pemikiran semacam ini sudah banyak diadopsi juga oleh kaum muslim, termasuk dalam hal memandang kematian dan apa yang akan terjadi sesudahnya.

Hal ini tentu sangat berbahaya bagi orang yang bersangkutan maupun khalayak. Bayangkan, ketika manusia sudah tidak lagi takut dengan peringatan Allah SWT, maka ia akan condong pada perbuatan yang melanggar aturan. Padahal aturan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Jika manusia gak mengindahkan aturan ini, sudah pasti kerusakan yang terjadi. Misal, interaksi dengan lawan jenis. Dalam Islam diatur bahwa antara laki-laki dan perempuan itu terpisah. Interaksi yang berlaku hanya yang urgent. Itupun dilarang hanya berdua, untuk perempuannya harus ditemani muhrim. Ini berdasarkan sabda Nabi saw yang mengatakan bahwa tidaklah bersama dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, kecuali yang ketiganya adalah setan. Nah, when this rule gak dipatuhi, interaksi dilakuin semaunya, maka gak heran yang terjadi adalah kerusakan moral. Dari individu, karena gak ada sanksi tegas dari para penegak hukum dan pemerintah, merebak ke masyarakat. Reputasi porn video maker pun disabet oleh para pelajar yang notabene masih seumur jagung. Arisan bukan lagi monopoli ibu-ibu, tapi pelajar lelaki dari Situbondo juga punya. Ah, bukan arisan panci, sprei atau peralatan rumah tangga… Tapi arisan pelacur!

Barangkali ini efek doktrin ampuh HIDUP CUMA SEKALI, JADI HARUS DINIKMATIN, yang pastinya dikampanyekan betul oleh sekuleris tulen. Baik lewat opini maupun praktek langsung. Demi menjaga hegemoni atas dunia dan kekayaannya. Taktik jitu untuk menumbangkan rival terberat setelah komunisme runtuh: ISLAM. Mantan PM Inggris, Gleed Stones pernah menyatakan: “Percuma kita memerangi umat Islam. Kita tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al-Quran. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Quran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan music lebih menghancurkan ummat Muhammad daripada seribu meriam. Maka tanamkanlah dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”

Lihai sekali. Setelah berkali-kali berusaha memerangi umat Islam secara fisik tidak membuahkan kemenangan, pemikiran pun diserang. Memerosotkan pemahaman umat Islam terhadap agamanya, menjauhkannya dari benak-benak kaum Muslim, bahkan berusaha menghilangkan sama sekali Islam dari muka bumi. Itu sebabnya penerapan Peraturan Daerah yang bernuansa Islam banyak dicekal, dijegal untuk dilaksanakan. Melanggar hak asasi katanya. Ya, prostitusi dianggap hak asasi, nikah dini melanggar hak asasi. Yang haram, karena hak asasi, diperbolehkan. Yang halal karena dianggap melanggar hak asasi, jadi haram dilaksanakan. Wow, hebat betul manusia bisa bikin aturan sendiri dengan segala keterbatasannya melebihi Allah Swt.! Sugee… Hasilnya, after suasana keimanan udah menipis, bahkan sama sekali gak melingkupi umat Islam lagi, dengan mudah kehancuran menyerang.

Ya, hidup emang cuma sekali. Tapi bukankah yang sekali ini justru seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya? Bukan dimanfaatkan buat senang-senang, tapi buat ngumpulin bekal ke akhirat nanti. Karena sejatinya kematian adalah pintu gerbang menuju hari penghisaban, hari pembalasan. Sedangkan dunia cuma persinggahan, bukan tempat yang kekal abadi. Kalo mau ke neraka dengan sepaket siksa lengkap plus azab, ya sok atuh kumpulkan bekal dosanya. Kalo mau ke surga dengan segala kenikmatan di dalamnya, ya mari berbekal amal baik. Pilihan di tangan kita sendiri kok. Nggak kayak apa yang digembar-gemborkan kaum sekuler: muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Masuk surga gak gampang, coy! Mana ada keberhasilan or kesenangan yang bisa diraih dengan mudah? Yaa kecuali semu, sementara aja gitu.

Hmm… apa yang bisa kita syukuri adalah bahwa cahaya Islam terlalu terang untuk ditutupi oleh siapapun. Sehingga di tengah arus kebebasan yang super duper keblinger ini, masih ada beberapa gelintir manusia yang sadar akan kebenaran. Manusia –manusia yang menancap kuat keimanannya, yang sangat bisa jadi mudah mengalir air matanya sama seperti halnya generasi pendahulu kita, Umar ibn Khaththab, ketika melihat ukiran di cincin yang ia kenakan yang sengaja ia ukir: CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI PERINGATAN BAGIMU, WAHAI UMAR! []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar